Sebagian besar wilayah Provinsi Jambi sudah mengalami kekeringan akibat tidak turun hujan yang memadai hampir 3 bulan ini. Kekeringan yang lama ini memicu perubahan rutinitas kehidupan sebagian masyarakat Jambi dalam memenuhi kebutuhan air, usaha pertanian menurun dan produksinya terancam, sumberdaya perikanan terancam akibat meningkatnya intensitas penangkapan induk ikan siap-pijah dan benih ikan di sungai dan danau yang sementara ini menjelma jadi genangan air terisolasi, kebakaran bangunan dan pembakaran lahan secara sengaja atau tidak sengaja terus meluas menyebabkan polusi udara yang berakibat buruk bagi kesehatan dan asap yang menutupi hampir sebagian besar fasilitas publik menghambat aktifitas perekonomian.
Gubernur Jambi telah mengambil beberapa langkah penanggulangan masalah tersebut, salah satunya adalah berkoordinasi dengan Menteri Kehutanan pada minggu kedua bulan September ini untuk mengupayakan hujan buatan di Provinsi Jambi.
Hujan buatan (rain-making) atau sering pula dinamakan penyemaian awan (cloud-seeding) merupakan upaya untuk meningkatkan curah hujan dengan mengubah proses fisika yang terjadi di dalam awan. Proses fisika yang dapat diubah meliputi proses tumbukan dan penggabungan (collision dan coalescense), dan proses pembentukan es (ice nucleation). Jadi hujan buatan sebenarnya tidak menciptakan sesuatu dari yang tidak ada. Para pelaksana hujan buatan hanyalah menciptakan peluang hujan dan “mempercepat” terjadinya hujan dengan intervensi terhadap siklus hidrologi, yakni penguapan air, pembentukan awan, dan turunnya hujan. Hujan buatan bisa saja gagal dibuat atau jatuh di tempat yang salah karena tidak terpenuhinya syarat utama bibit-bibit awan yang memiliki kandungan air yang cukup dan kecepatan angin di bawah 20 knot serta prasyarat lain.
Hujan Alami
Hujan hanya merupakan salah satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan, presipitasi yang berwujud padat misalnya salju dan hujan es dan yang berbentuk aerosol seperti embun dan kabut. Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan.
1.Proses Terbentuknya/Terjadinya Hujan Buatan
Hujan adalah peristiwa turunnya air ke permukaan bumi. Peristiwa ini merupakan satu tahap dalam siklus hidrologi. Siklus hidrologi di wilayah tropis umumnya berawal dari penguapan (evaportasi) air dari bumi seperti air laut, air sungai/danau/rawa dan sebagainya, terutama akibat panas matahari. Atau air yang menguap berasal dari tubuh manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, serta benda-benda lain yang mengandung air. Selain itu uap air berasal dari berbagai jenis air yang menguap akibat perlakuan manusia. Air yang menguap melayang ke udara dan terus bergerak menuju ketinggian tertentu. Di lapisan atmosfir yang sesuai uap tersebut mengalami proses pemadatan (kondensasi) sehingga membentuk awan. Selanjutnya dengan bantuan angin awan-awan tersebut dapat bergerak secara vertikal, horizontal atau diagonal. Akibat udara yang bergerak pula awan-awah saling bertemu dan membesar menuju langit / atmosfir bumi yang suhunya rendah (dingin) dan akhirnya membentuk butiran es dan air.
Hujan adalah peristiwa turunnya air ke permukaan bumi. Peristiwa ini merupakan satu tahap dalam siklus hidrologi. Siklus hidrologi di wilayah tropis umumnya berawal dari penguapan (evaportasi) air dari bumi seperti air laut, air sungai/danau/rawa dan sebagainya, terutama akibat panas matahari. Atau air yang menguap berasal dari tubuh manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, serta benda-benda lain yang mengandung air. Selain itu uap air berasal dari berbagai jenis air yang menguap akibat perlakuan manusia. Air yang menguap melayang ke udara dan terus bergerak menuju ketinggian tertentu. Di lapisan atmosfir yang sesuai uap tersebut mengalami proses pemadatan (kondensasi) sehingga membentuk awan. Selanjutnya dengan bantuan angin awan-awan tersebut dapat bergerak secara vertikal, horizontal atau diagonal. Akibat udara yang bergerak pula awan-awah saling bertemu dan membesar menuju langit / atmosfir bumi yang suhunya rendah (dingin) dan akhirnya membentuk butiran es dan air.
Setelah butiran es dan air tersebut mencapai volume tertentu, karena berat dan tidak mampu ditopang angin akhirnya butiran-butiran air atau es tersebut jatuh tertarik gravitasi bumi dan suhu udara yang semakin tinggi mendekati permukaan bumi menyebabkan butiran es yang jatuh mencair menjadi air. Hujan tidak hanya turun berbentuk air dan es saja, namun juga bisa berbentuk embun dan kabut.
2.Cara`Aplikasi HUJAN BUATAN
| Sumber: idkf.bogor.net |
Secara historis Hujan buatan di dunia dimulai pada tahun 1946 oleh penemunya Vincent Schaefer dan Irving Langmuir, dilanjutkan setahun kemudian oleh Bernard Vonnegut. Di Indonesia, sejak tahun 1998 BPPT dan PT. INCO bekerja sama dengan perusahaan dari Amerika memakai metode penyemaian awan dengan teknologi flare perak iodida.
Awan Cumulus terbagi dalam 3 jenis, yaitu: Strato Cumulus (Sc) yaitu awan Cumulus yang baru tumbuh ; Cumulus, dan Cumulo-nimbus (Cb) yaitu awan Cumulus yang sangat besar dan mungkin terdiri beberapa awan Cumulus yang bergabung menjadi satu.
Awan Cumulus terbagi dalam 3 jenis, yaitu: Strato Cumulus (Sc) yaitu awan Cumulus yang baru tumbuh ; Cumulus, dan Cumulo-nimbus (Cb) yaitu awan Cumulus yang sangat besar dan mungkin terdiri beberapa awan Cumulus yang bergabung menjadi satu.
Hujan buatan dibuat dengan menaburkan garam yang bersifat higroskopis, yakni Natrium Chlorida (NaCl), atau CaCl2 dan Urea yang halus untuk mempercepat terbentuknya awan jenuh. Untuk menyemai / membentuk hujan deras, biasanya dibutuhkan garam sebanyak 3 ton yang disemai ke awan potensial selama 30 hari. Selanjutnya untuk “membentuk” es, digunakan bahan yang bersifat glasiogenik, berupa Perak Iodida (AgI)
| Sumber: hidrologi.multiply.com |
Dengan teknologi ini, pesawat yang dibutuhkan untuk menyemai awan tidak perlu besar, cukup pesawat kecil yang dilengkapi dengan 24 tabung flare perak iodida yang di pasang di sayap pesawat terbang dan bak peluncur roket.
Setelah posisi awan, arah dan kecepatan angin diketahui pesawat mendekati awan potensial dan flare mulai dinyalakan dengan mematik listrik otomatis dari kokpit pesawat. Setelah itu tinggal menunggu hasilnya.
Para ilmuwan di Swiss menemukan satu cara lagi untuk menciptakan hujan buatan, yakni dengan menebarkan partikel halus senyawa seperti es kering dan perak iodida di atmosfer, sehingga membuat butiran hujan terbentuk di sekitarnya. Namun banyak orang mulai skeptis terhadap teknik modifikasi cuaca seperti itu, kontroversi ini muncul menyangkut efektivitas penebaran benih awan semacam itu. Dalam teknik itu, bahan kimia ditebarkan di daerah yang sangat luas, sehingga dengan variabilitas di atmosfer akan sangat sulit memperkirakan bagaimana es kering atau perak iodida mempengaruhi atmosfer. Pertimbangan ekologis juga memberikan nilai negative karena partikel kimia yang digunakan dalam proses itu (es kering dan perak iodida) dianggap tidak ramah lingkungan
Sebagai alternatif teknik lama tersebut, Kasparian dan koleganya kini mengungkap cara baru untuk mengendalikan uap air dengan menggunakan sinar laser yang disebut dengan laser-assisted water condensation (pengembunan air dibantu laser), Dalam eksperimen dengan laser inframerah di atas Sungai Rhone di Jenewa, dengan mempertimbangkan beragam temperatur, kadar kelembaban, dan kondisi atmosfer lainnya, tim peneliti itu menemukan bahwa laser dapat memicu pertumbuhan butiran air berukuran mikron pada kelembaban yang lumayan rendah, hanya 70 persen.
Efektivitas laser dalam mengendalikan kelembaban, berbeda dengan teknik modifikasi cuaca yang ada saat ini, tapi teknik baru itu belum bisa diimplementasikan untuk membuat hujan dalam waktu dekat karena Laser bisa menciptakan partikel berair dan membuatnya tumbuh, tapi ukurannya terbatas hanya beberapa mikro, sedangkan untuk menghasilkan hujan yang sesungguhnya diperlu partikel berukuran 10 hingga 100 kali lipat lebih besar."
(Alamiahdnk.blogspot.com)
Gudang Tempat Tidur Rotan Sintetik
BalasHapusGudang Tempat Tidur Rotan Sintetik
Gudang Tempat Tidur Rotan Sintetik
Gudang Tempat Tidur Rotan Sintetik
Gudang Tempat Tidur Rotan Sintetis
Gudang Tempat Tidur Rotan Sintetis
Gudang Tempat Tidur Rotan Sintetis
Gudang Tempat Tidur Rotan Sintetis
Gudang Vas Rattan
Gudang Vas Rattan
Gudang Vas Rattan
Gudang Vas Rattan
Gudang Vas Rattan Synthetic
Gudang Vas Rattan Synthetic
Gudang Vas Rattan Synthetic
Gudang Vas Rattan Synthetic
Gudang Vas Rotan
Gudang Vas Rotan
Gudang Vas Rotan
Gudang Vas Rotan
Gudang Vas Rotan Alami
Gudang Vas Rotan Alami
Gudang Vas Rotan Alami
Gudang Vas Rotan Alami
Gudang Vas Rotan Natural
Gudang Vas Rotan Natural
Gudang Vas Rotan Natural
Gudang Vas Rotan Natural
Gudang Vas Rotan Sintetik
Gudang Vas Rotan Sintetik
Gudang Vas Rotan Sintetik
Gudang Vas Rotan Sintetik