Sabtu, 09 April 2016

DEMPLOT YUMINA BUMINA, UNGGULAN BKP5K KABUPATEN BOGOR



Budidaya terpadu antara ikan dengan tanaman sayur atau dikenal dengan istilah “Yumina” dan budidaya terpadu ikan dengan tanaman buah atau “Bumina” telah direkomendasikan untuk dimasyarakatkan secara nasional oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) sejak tahun 2014. Hingga saat ini teknologi Bumina dan Yumina telah diaplikasikan di Sumatra, Kalimantan, dan Jawa. Teknologi ini memiliki keunggulan yakni meningkatkan produktivitas lahan, meningkatkan pendapatan pembudidaya, ramah lingkungan (ekonomi biru), dan menjaga ketahanan pangan.
Yumina dan Bumina ini merupakan pengembangan dari sistem akuaponik yang dapat diterapkan tanpa menggunakan listrik, sedangkan sistem pengoperasian Yumina / Bumina harus menggunakan listrik untuk memompa air agar mengalir dalam sistem resirkulasinya.
Menurut Achmad Poernomo, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP), teknik Yumina dan Bumina yang telah diaplikasikan yaitu sistem pot (dengan aliran atas atau aliran bawah), batu split, sistem rakit dan sistem parit. Media yang digunakan bisa sangat bervariasi meliputi batu apung, batu split, arang kayu, akar pakis, dan air.
Alasan utama dikembangkan dua model ini menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) adalah kenyataan bahwa di Indonesia saat ini dan di masa mendatang  luas lahan serta ketersediaan air untuk kegiataan budidaya akan semakin terbatas karena harus bersaing dengan aktivitas lain dan industri.
Teknologi ini dirancang untuk masyarakat perkotaan atau yang memiliki karakteristik keterbatasan lahan demikian, karena teknologi yang hemat lahan dan air.  Berdasarkan hasil penelitian, budidaya dengan sistem Yumina dan Bumina mampu menghemat air hingga 700 persen.

Demonstrasi plot ini bertujuan untuk memberikan contoh bagi petani dan pembudidaya ikan di Kabupaten dan Kota Bogor untuk menerapkan teknologi Yumina dan Bumina.
Top of Form




 SEKILAS TENTANG TEKNOLOGI YUMINA DAN BUMINA 

Teknologi Yumina dan Bumina dikembangkan dengan pertimbangan bahwa di Indonesia saat ini dan di masa mendatang  luas lahan serta ketersediaan air untuk kegiataan budidaya akan semakin terbatas.  Kedua model budidaya ini dapat mengurangi secara nyata pencemaran air akibat limbah budi daya yang berasal dari sisa pakan dan metabolisme ikan, yakni penyebab tingginya Nitrogen (N) dan Phospor (P) ditekan bahkan dikonversi menjadi sesuatu yang bermanfaat produktif.  Senyawaan N dan P dalam air akan diserap dan dimanfaatkan oleh akar tanaman sebagai sumber nutrien.  Menurut penelitian teknologi ini dapat mereduksi ammonia dalam air hingga 90 persen serta menurunkan kadar nitrit dari 4,4 mg/L menjadi 0,013-0,25 mg/L. Selain itu, Yumina dan Bumina juga dapat dilakukan pada daerah dengan ketinggian 7 m DPL hingga 1.000 m DPL, sehingga teknologi ini dapat diterapkan pada semua daerah mulai dari pesisir hingga pegunungan.  Dengan teknologi ini, pembudidaya mendapat keuntungan ganda, karena bisa panen ikan dan juga panen buah dan sayur.

1. Pengembangan model Yumina dan Bumina
Teknologi Yumina dan Bumina dapat diaplikasikan dalam berbagai skala, baik skala rumah tangga, maupun skala industri. Akan tetapi bahan dan cara pembuatannya relatif sama yakni membutuhkan kolam/bak, wadah media tanam, media tanam, pompa air dan instalasi perpipaan.  Selanjutnya bahan yang dibutuhkan adalah benih ikan dengan ukuran dan jenis yang dikehendaki, tanaman sayur atau buah sesuai kehendak, cara perawatan , waktu budidaya, serta analisis ekonomi.  Barangkali jika dianggap sebagai kelemahan, teknologi ini sementara khusus untuk budi daya ikan air tawar serta tanaman sayur mayur dan buah-buahan seperti tomat, strawberry, kangkung , bawang dan sejenisnya.
Untuk kolam ada beragam bentuk dan ukuran kolam yang bisa digunakan, disesuaikan dengan luas lahan atau ruang yang ada. Syarat utamanya kolam tidak bocor, dapat dibuat dari tembok, fiber, atau tanah berlapis terpal.  Wadah media tanam dapat menggunakan berbagai wadah seperti ember plastik, bak kayu yang dilapisi plastik atau terpal, pipa PVC, maupun talang air. Wadah yang dipilih tergantung pada ukuran kebutuhan, biaya serta kemudahan penggunaannya.  Semua jenis wadah dipastikan tidak bocor serta dilengkapi dengan saringan dan saluran pengeluaran air. 
Penggunaan media tanam pada teknologi Yumina dan Bumina selain sebagai substrat melekatkan akar tanaman juga berfungsi sebagai filter biologis untuk air kolam dan tempat berlangsungnya proses nitrifikasi oleh bakteri. Oleh karena itu materi substrat tidak boleh mudah busuk atau hancur dan harus dipilih berongga yang cukup sehingga dapat melewatkan air dengan baik. 

2. Teknis Pengelolaan Unit Budidaya Yumina Bumina
Untuk kebutuhan distribusi air ke setiap tanaman diperlukan pompa listrik serta Instalasi perpipaan. Untuk kolam ukuran 10 m2 dapat gunakan pompa celup kapasitas 70 L/menit dengan daya listrik 35 watt.  Cara kerjanya, air kolam dipompa kemudian didistribusikan ke media tanam dengan menggunakan pipa PVC berukuran 1/2 inci. Pada setiap rumpun tanaman pipa PVC diberi lubang ukuran 5 mm sebagai tempat keluarnya air menyirami tanaman. Selanjutnya air, dari wadah media tanam akan kembali masuk ke dalam kolam ikan dengan kualitas yang lebih baik. 
Dalam aplikasi teknologi ini perlu diperhatikan bahwa jenis ikan air tawar yang dapat dibudidayakan harus dipilih yang efisien waktu dan nilai usaha yang komoditasnya memiliki pertumbuhan cepat, dengan nilai ekonomis tinggi, seperti ikan mas, nila, patin, dan lele dumbo.  Sedangkan untuk jenis tanaman yang cocok dipelihara dengan sistem Yumina dan Bumina umumnya jenis tanaman semusim yang tahan hidup pada media berkadar air tinggi. Seperti, kangkung darat, caisin, pakcoi dan selada. Atau tanaman buah seperti cabai rawit, cabai keriting, terong, dan tomat. 


3. Rancangan Tata Letak
Berdasarkan pertimbangan kemudahan dalam pengelolaan dan sarana yang tersedia, Rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut:
wadah budidaya berbentuk segi-empat dengan ukuran 2x3 meter sebanyak 5 unit.  Sistem aliran air yang digunakan menggunakan aliran atas. Ikan yang dibudidayakan adalah jenis Lele (Clarias batracus) dengan kepadatan 250 ekor per m2 dan tanaman yang dibudidaya-integrasikan adalah jenis sayur dan jenis buah.
Gambar skema sebagaimana di bawah ini
Gambar 1. Unit Demplot taampak dari atas

Gambar 2. Unit Demplot tampak dari samping

Demplot Yumina dan Bumina ini dapat dikunjungi di areal Agrofarming Sytem Park Komplek BKP5K Kab. Bogor.  Wadah budidaya yang digunakan adalah Kolam/Bak terbuat dari semen dengan ukuran 2x3 meter sebanyak 5 unit.  Ikan yang dibudidayakan adalah jenis Lele sangkuriang (Clarias batracus) sebanyak 1500 ekor per unit dan tanaman yang dibudidaya-integrasikan adalah jenis kangkung dan Caisin, Tomat dan Cabe rawit. Jenis ikan dan tumbuhan yang dibudidayakan bervariasi sesuai kondisi lapangan.


Hingga saat ini banyak petani dan pembudidaya yang sengaja maupun tidak sengaja berkunjung untuk melihat dan mendalami teknologi demplot ini. Pengunjung yang sengaja adalah petani/pembudidaya dan calon petani/ pembudidaya yang dengan sengaja datang ke lokasi khusus melihat beberapa demplot pada saat diselenggarakan pembukaan Agro-farming System Park.
Pengunjung yang tidak sengaja adalah petani/pembudidaya dan calon petani/ pembudidaya yang datang ke lokasi untuk mengikuti pertemuan atau pelatihan lain di lingkungan BKP5K dan BP3K Darmaga selanjutnya melihat demplot tersebut.

Bagi pengunjung yang berminat untuk berinovasi barangkali dapat diperhatikan beberapa pelajaran sebagai berikut.
Unit budidaya yumina dan bumina menuntut dilakukannya penanganan pengelolaan setiap hari hingga lebih dari 2 kali.  Pengelolaan rutin  yang diperlukan antara lain memberi pakan dan mengelola instalasi perpipaan, yakni membersihkan  pipa-pipa yang macet dan mengatur aliran air keluar agar merata.
Masalah teknis yang menantang untuk dicarikan solusi antara lain :
  1. .  Pompa penyedot sering tersumbat dan menurun kapasitas debit air yang didistribusikannya.  Hal ini umumnya disebabkan adanya serat-sampah yang terisap sehingga mengurangi arus air dan memper-lambat putaran pompa.
  2.      Pembersihan harus dilakukan teratur terutama pada saat ikan sudah mencapai ukuran besar.  Filter kawat yang dipasang di luar harus dirancang kokoh dan mudah dibersihkan.
  3.      Pada saluran utama pipa penyiram kadang-kadang terjadi penyumbatan akibat kotoran yang awalnya bertumpuk di dasar pipa sampai menyumbat pipa secara keseluruhan. 
  4.       Terjadi penyumbatan pada lubang penyiram yang disebabkan oleh kotoran berbentuk serat (antara lain tumbuhan sejenis spyrogira sp.) sehingga lobang penyiram yang berdiameter 0,5 cm perlu dibersihkan setiap hari dengan cara ditusuk /dikorek.


Minggu, 08 Februari 2015

BEBERAPA ISTILAH DALAM KELAUTAN PERIKANAN


Banjir di pesisir  (ROB) adalah banjir akibat pasang tertinggi di ditambah kiriman gelombang besar dari daerah lain dengan jarak yang cukup jauh.  
Benda Berharga Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) adalah usaha yang dilakukan untuk mengangkat benda berharga muatan kapal yang tenggelam dengan usia lebih besar atau sama dengan 50 tahun.

Cagar Alam Laut (CAL) adalah kawasan suaka alam laut baik ekosistem tumbuhan maupun biota laut lainnya yang karena keberadaannnya mempunyai kekhasan yang perlu dilindungi. termasuk wisata bahari, rekreasi, pendidikan dan penelitian sesuai dengan potensi sumberdaya yang ada.

Dana Ekonomi Produktif (DEP) adalah dana dari yang dikoordinasikan oleh Ditjen Kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil yang dipinjamkan dan dikelola oleh suatu lembaga keuangan di daerah (biasanya LEPP-M3) yang digunakan untuk membantu aktifitas nelayan dan masyarakat pesisir meningkatkan taraf hidup nelayan atau masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil.

Daerah Perlindungan Laut (DPL) adalah kawasan konservasi lauat daerah yang dikelola oleh masyarakat setempat serta ditetapkan dalam peratiran desa untuk kepentingan konservasi sumberdaya ikan dan lingkungannya
Diving adalah adalah kegiatan menyelam ke dalam air laut untuk melihat ekosistem bawah laut dengan menggunakan tabung pernapasan sebagai alat  bantu.
Ekosistem adalah kesatuan komunitas tumbuh-tumbuhan, hewan, organisme dan non organisme lain serta proses yang menghubungkannya dalam membentuk keseimbangan, stabilitas dan produktifitas.
Energi alternatif adalah suatu energi baru yang dihasilkan dan yang didapat dari proses alam seperti angin, pasang surut, gelombang air lau dan konversi dari suhu air laut yang dirubah menjadi energi listrik.
Goa Bawah Laut adalah goa atau celah yang mempunyai ruangan yang terdapat dibawah permukaan laut.

Gelombang pasang adalah suatu peristiwa di mana arus laut ke arah daratan  yang mempunyai kecepatan dan ketinggian yang besar yang dapat merusak wilayah di pantai dan sekitarnya

Ikan karang adalah segala jenis organisme yang seluruh siklus hidupnya berada dan berhubungan langsung didalam lingkungan terumbu karang.
Jenis mangrove yang dimaksud dalam pendataan ini adalah nama spesies mangrove yang hidup di pesisir dan pantai di wilayah kabupaten/kota, Seperti Acvecenia, rhizopora, Nypa.
Jetty adalah dermaga yang letaknya tidak tepat ditepi daratan namun menjorok ke laut sehingga dihubungkan dengan sejenis jembatan (trestle).
Jumlah pengunjung pariwisata bahari adalah jumlah orang yang mengunjungi tempat atau lokasi wisata bahari.
Jumlah pulau dalam satu kabupaten/kota adalah pulau-pulau yang secara administratif masuk ke dalam wilayah satu kabupaten/kota.
Kawasan Konservasi Laut adalah kawasan laut yang memiliki fungsi tertentu yang ditetapkan berdasarkan kriteria karakteristik, fisik, biologi, sosial dan ekonomi untuk dipertahankan keberadaannya guna melindungi sumberdaya ikan, tempat persinggahan dan atau alur migrasi biota laut lainnya.
Kawasan Pesisir adalah bagian dari wilayah pesisir dan pulau – pulau kecil yang memiliki fungsi tertentu yang ditetapkan berdasarkan kriteria karakteristik fisik, biologi, sosial, ekonomi untuk dipertahankan keberadaannya.
Kedai pesisir adalah unit usaha yang bertujuan untuk melayani kebutuhan bahan pokok dan kebutuhan usaha bagi masyarakat pesisir berbentuk “outlet” dengan sistem swalayan. kedai pesisir. Kedai pesisir ini breperan sebagai supplier bagi warung-warung sejenis di sekitarnya dan diharapkan dapat menekan harga sampai pada tingkat harga yang sama di kabupaten/kota.
 
KP3K adalah Singkatan dari Kelautan, Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil, yang merupakan salah satu Direktorat Jenderal di Departemen Kelautan dan Perikanan.
Kondisi mangrove baik sangat padat adalah suatu kondisi mangrove yang subur dan sehat secara karakteristik mempengaruhinya dengan persentase penutupan ≥ 75 % dan kerapatan lebih dari ≥ 1500 pohon/ha.
Kondisi mangrove rusak sedang adalah suatu kondisi mangrove yang secara karakteristik mempengaruhinya dengan persentase penutupan ≥ 50 s.d < 75 % dan kerapatan lebih dari ≥ 1000 s.d <1500 pohon/ha.
Kondisi mangrove rusak jarang adalah suatu kondisi mangrove yang secara karakteristik mempengaruhinya dengan persentase penutupan < 50 % dan kerapatan lebih dari < 1000 pohon/ha.
Kondisi status padang lamun baik kaya/sehat adalah kondisi padang lamun yang subur dan sehat dengan persentase penutupan ≥ 60 %.
Kondisi status padang lamun baik kurang kaya/kurang sehat adalah kondisi padang lamun dengan persentase penutupan 30 - 59,9 %.
Kondisi status padang lamun rusak miskin adalah kondisi padang lamun dengan persentase penutupan ≤ 29,9 %.
Kondisi padang lamun kerusakan tinggi adalah kondisi padang lamun dengan presentase luas area kerusakan ≥ 50%.
Kondisi padang lamun kerusakan sedang adalah kondisi padang lamun dengan presentase luas area kerusakan 30 – 49,9%.
Kondisi padang lamun kerusakan rendah adalah kondisi padang lamun dengan presentase luas area kerusakan ≤ 29,9%.
Kondisi terumbu karang baik sehat adalah kondisi terumbu karang yang subur dan sehat secara karakteristik yang mempengaruhinya dengan persentase penutupan karang hidup 75 - 100 %.
Kondisi terumbu karang baik adalah suatu kondisi terumbu karang dengan persentase penutupan karang hidup 50 – 74,9 %
Kondisi terumbu karang rusak sedang adalah suatu kondisi terumbu karang dengan persentase penutupan karang hidup 25 - 49,9%.
Kondisi terumbu karang rusak buruk adalah suatu kondisi terumbu karang dengan persentase penutupan 0 – 24,9%.
Korban  dampak bencana alam adalah manusia yang luka baik ringan, berat ataupun meninggal  pada saat bencana alam terjadi.
Koperasi Unit Desa (KUD) adalah suatu organisasi ekonomi yang berwatak sosial merupakan wadah bagi pengembangan berbagai kegiatan ekonomi masyarakat pedesaaan yang diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat itu sendiri.
Lembaga Keuangan Mikro Lainnya adalah lembaga yang mengelola jasa keuangan untuk mendorong perekonomian usaha mikro dalam bentuk permodalan dengan sasaran usaha mikro masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil selain LKM Swamitra Mina, LEPP-M3 dan BPR.
LKM swamitra mina adalah merupakan salah satu unit usaha milik koperasi yang bergerak di bidang pelayanan permodalan bagi masyarakat pesisir terutama untuk segmen usaha mikro. LKM Swamitra Mina pengelolaannya bekerjasama dengan bank.
Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir Mikro Mitra Mina (LEPP-M3) adalah lembaga keuangan mikro yang dimiliki masyarakat pesisir yang bergerak di bidang jasa keuangan dengan sasaran usaha-usaha kecil masyarakat pesisir untuk mengelola DEP.
 
Pesisir adalah daerah peralihan antata ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut.
Perda tentang tata ruang adalah peraturan daerah yang mengatur semua aspek tentang penataan ruang yang merupakan wujud dari legitimasi hukum.
Pulau kecil adalah daratan yang dikelilingi perairan yang memiliki luas kurang atau sama dengan 2.000 km2 secara ekologis terpisah dari pulau induknya, memiliki batas fisik yang jelas.
PNPM KP adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Kelautan Perikanan yang merupakan komitmen nasional untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menanggulangi kemiskinan, sistem pemberian bantuan dalam paket-paket kegiatan yang telah diatur oleh pemerintah dan pelaksananya oleh kelompok yang ada di masyarakat penerima bantuan.
Rencana zonasi adalah rencana yang menentukan arah penggunaan sumberdaya tiap-tiap satuan perencanaan disertai dengan penetapan struktur dan pola ruang pada kawasan perencanaan yang memuat kegiatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta kegiatan yang hanya dilakukan setelah memperoleh ijin.
Sarana air bersih (SAB) adalah pengadaan air bersih dengan memanfaatkan mata air atau pembuatan sumur  tradisional, selanjutnya didistribusikan kemasyarakat  dengan menggunakan pompa air melalui bak penampung.
Sarana komunikasi tenaga surya merupakan sarana telepon umum yang memanfaatkan satelit dengan memanfaatkan energi surya sebagai sumber tenaga. 
Selancar Angin adalah kegiatan bermain atau berolahraga di permukaan laut yang menggunakan sebilah papan selancar yang bergerak mengikuti arah gelombang air laut.
Snorkling adalah kegiatan melihat keindahan ekosistem laut dari permukaan air laut dibantu dengan alat pipa pernapasan untuk bernapas 
SPDN/SPBN (Solar Packed Dealer untuk Nelayan/Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Nelayan) adalah tempat/stasiun pengisian bahan bakar minyak (BBM) solar yang diperuntukkan bagi masyarakat pesisir/nelayan dengan harga yang sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Suaka Margasatwa Laut adalah kawasan suaka biota atau hewan laut yang karena keberadaannnya dan mempunyai kekhasan atau yang bersifat endemik (yang hanya ada di tempat itu tidak ada ditempat lain) yang perlu dilindungi.
Suaka Perikanan adalah kawasan perairan tertentu, baik air tawar, payau, maupun laut dengan kondisi dan ciri tertentu sebagai tempat berlindung/berkembang biak jenis sumberdaya ikan tertentu, yang berfungsi sebagai daerah perlindungan.
Tsunami adalah peristiwa gelombang pasang yang sangat besar akibat dari proses endogen/gempa  atau peroses pergerakan kulit bumi.
Terumbu karang adalah hamparan yang sebagian besar biota penyusunnya adalah koloni karang, dimana koloni karang tersusun dari polip karang dari spesies yang sama yang berada pada satu rangka skeleton.
Taman Wisata Alam Laut adalah kawasan konservasi perairan dengan tujuan untuk dimanfaatkan bagi kepentingan wisata perairan dan rekreasi.
Unit Simpan Pinjam (USP) adalah merupakan salah satu bagian pada lembaga keuangan mikro yang melakukan kegiatan pemberian pinjaman dan simpanan anggotanya.
Usaha kerajinan adalah usaha yang mengelola atau memproduksi bahan bekas, barang tidak terpakai atau yang tidak bernilai ekonomi menjadi barang atau bahan yang mempunyai nilai jual atau bernilai ekonomi.
Unit usaha/penjualan perikanan adalah unit usaha non koperasi yang menjual sarana penangkapan/budidaya ikan seperti alat tangkap, jaring/net, kapal dll.
Jenis Vegetasi Dominan di Pulau-Pulau Kecil adalah tanaman potensial yang umum dan tumbuh di pulau-pulau kecil, seperti: kelapa; karet; sawit dan lain-lain

Senin, 05 Januari 2015

Satu Pengalaman Penyebaran Inovasi : DEMPLOT KOLAM TERPAL



Pengembangan kawasan rumah pangan lestari hanya dapat berhasil jika sarana dan prasarana produksi yang dibutuhkan untuk penyediaan pangan tersedia di kawasan tersebut, khususnya yang bisa dikembangkan secara mandiri oleh masyarakat, baik berorientasi pada pemenuhan sendiri (gurem) maupun berorientasi pasar lokal.   Di beberapa pemukiman hal ini mungkin tidak menjadi masalah dikarenakan lahan yang sesuai untuk produksi berbagai jenis bahan pangan, namun di beberapa area pemukiman dengan lingkungan alam yang kurang ideal hal ini menjadi kendala dalam penyediaan pangan secara mandiri.
Dalam mendukung pengembangan prasarana produksi di lahan kurang ideal, khususnya ketersediaan yang minim dalam penyediaan lahan budidaya ikan maka Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi Jambi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya memberikan dukungan percontohan teknologi yang sesuai, salah satunya melalui demostrasi plot (demplot) Teknologi Budidaya Ikan dalam Kolam Terpal. Teknologi ini memenuhi prasyarat teknis dan sosial sebagai sarana penyediaan pangan yang sederhana dan dapat dikelola oleh kaum wanita tanpa harus meninggalkan tugas dalam rumah tangga.  
Diharapkan demplot perikanan yang baru dilaksanakan satu unit ini dapat memicu dan memacu produksi budidaya ikan untuk meningkatkan ketahanan pangan pada masyarakat yang tinggal di pemukiman berlahan gambut dan lahan porous lainnya.



A.     Latar Belakang
Teknologi kolam terpal di beberapa daerah di Pulau Jawa mungkin tidak lagi termasuk teknologi baru, namun di Provinsi Jambi bisa dikatagorikan teknologi baru yang sangat sesuai untuk sebagian besar wilayah.  Beberapa wilayah dalam Provinsi Jambi memiliki karakteristik lahan dengan ketersediaan air permukaan yang sangat minim dan tanah porous yang tidak dapat menahan air kecuali pada kedalaman yang tinggi.  Pada wilayah demikian, seperti di sekitar lahan gambut,  kegiatan budidaya ikan menjadi kegiatan usaha yang berat dan mahal sehingga hanya cocok dikerjakan oleh kaum pria dalam skala usaha yang berorientasi pasar.
Dalam upaya mendukung penyediaan sumber protein hewani, khususnya dalam mendukung pengembangan Rumah Pangan Lestari, maka pengembangan kolam pembudidayaan ikan yang sederhana dan meningkatkan produktifitas keluarga sangat menjanjikan, salah satunya adalah budidaya ikan dalam Kolam Terpal.
Budidaya ikan dalam kolam terpal memenuhi prasyarat-prasyarat teknis dan sosial tersebut, yakni dapat dikelola oleh kaum wanita dan anak-anak tanpa harus meninggalkan tugas dalam rumah tangga.  Keunggulan teknologi kolam terpal tersebut antara lain:
a.  Efesiensi penggunaan air, mengingat untuk budidaya ikan dalam kolam terpal hanya perlu mengisi air pada awal periode pemeliharaan dan penambahan air dapat juga disesuaikan dengan kondisi, misalnya pada saat hujan atau air dalam kolam terpal berkurang. Dengan demikian tidak dibutuhkan sumber air yang banyak dan kontinyu.
b.  Kolam Terpal lebih fleksibel, dimana penggunaannya dapat diintegrasikan dengan kegiatan lain, seperti longyam, pertanian maupun perkebunan dan juga dapat ditempatkan di sekitar rumah/ pekarangan, sehingga meningkatkan produktifitas rumah tangga.
c.   Mengingat ikan yang dibudidayakan hanya jenis-jenis tertentu,  khususnya Lele dumbo, maka sumber pakan tambahan bisa berasal dari limbah dapur dan sumber pakan lain yang ada di sekitar rumah, sehingga biaya pakan bisa ditekan.
d.  Air media budidaya tidak merembes keluar areal, sehingga akan mengirit penggunaan air bahkan air bekas pemeliharaan sebelumnya hampir setengah bagian dapat juga digunakan lagi untuk pemeliharaan selanjutnya.
e. Biaya pembuatannya lebih murah daripada membuat kolam beton/permanent atau semi permanent.
f.  Jangka waktu ekonomis kolam terpal dapat mencapai 3 (tiga) tahun atau 4 kali siklus produksi.
g.   Mudah cara merakit/membuat kolam sistim terpal.

Pelaksanaan demplot kolam terpal ini bertujuan antara lain :

  1.       Mengembangkan teknologi kolam terpal di wilayah yang sulit dikembangkan budidaya kolam tanah
  2. .      Meningkatkan pendapatan rumah tangga pedesaan
  3.   .    Mendukung pengembangan kawasan pangan lestari
 Sasaran kegiatan Demplot ini antara lain:
1.    Para pembudidaya ikan pemula skala rumah tangga
2.    Rumah tangga miskin di pedesaan